pesawat kertas, teman kau lebih beruntung
Cerita sebelumnya Di Pesawat kertas pulanglah !
“Sahabatku,
ternyata engkau lebih beruntung dariku. Orang tuamu lama sudah tiada tapi kau
selalu melihaatnya hidup dalam hatimu "
Aku
pun pulang kampung dengan hati cerah,
aku ingin meminta maaf dengan mereka. Aku ingin mereka ridho dan memaafkan aku
agar hidupku lebih bahagia. Sebelum aku menyesal nanti.
Ketika
di bis sang supir menyalakan radio, terdengar musiknya sangat indah siang itu
tapi tiba-tiba terhenti dengan sekilas berita.
“telah
terjadi banjir yang menyebabkan tanah longsor di desa Mulyo Dadi, menurut tim
SAR hampir setengah dari rumah penduduk desa rusak. Sampai berita ini
diturunkan tercatat korban yang di temukan mencapai 30 orang, korban luka 48
orang dan korban hilang 100 orang”
Hatiku
amat kacau setelah mendengar berita itu, ada perasaan tidak nyaman ada perasaan
takut yang menjadi-jadi, tiba-tiba air mata ini menetes tak bisa dibendung.
Tak
terasa bis sudah sampai di batas kota, aku melanjutkan menggunakan mini bus
untuk sampai di desa. Perjalanan kali ini sangat jauh sebab harus memutar
melalui rute desa seberang.
Sampailah
aku di tempat tujuan, suasana di sana sangat menyedihkan banyak rumah yang
rusak. Aku lihat rumaahku juga tersapu longsor, aku makin khawatir dengan
keadaan orang tuaku. Bagai mana mereka dan di mana mereka.
Aku
menuju pengungsian untuk memastikan mereka. Sampai di sana aku berusaha mencari
mereka namun nihil tapi dari ke jauhan ada yang memanggil.
“hey
kamu, kemana saja selama ini. Ayah dan ibumu mencarimu selama ini, mereka
bingung setelah kau lari dari rumah”
Belum
sempat aku menjawab ada yang memanggilnya.
“Pak,
putri bapak telah di temukan selamat, ayo kita ke sana ?”.
“Alhamdulillah
anakku selamat”
Kemudian
dia berpamitan denganku. Akupun beristirahat di sana sebab evakuasi di hentikan
untuk sementara.
Esoknya
evakusi korban di teruskan, aku berusaha membantu. Satu-satu korban ditemukan.
Aku berharap dan berdoa semoga mereka baik-baik saja.
Hingga
siang hari, ayah dan ibu belum ada tanda-tanda kepastian dari mereka. Hingga
kakiku menenyentuh sesuatu dan aku terkejut sebuah tangan seakan memegang
kakiku. Aku berusaha mengangkatnya bersama dengan relawan lainnya.
Aku
terkejut ternyata itu adalah ibuku yang kini aku temui dalam keadaan telah
meninggal. Tak kuat akupun pingsan di tempat.
Akupun
siuman, air mata ku mengalir sedih rasanya dan aku sngat menyesal. Tak berapa
lama ada orang yang mengatakan bahwa ayahku telah di temukan dalam keadaan
meninggal tepat dibawah jenasah ibuku.
Hancur
rasanya hatiku, karena kegoisan dan komunikasi yang buruk dengan orang tuaku.
Inilah yang aku dapatkan sekarang.
Sahabatku,
ternyata engkau lebih beruntung dariku. Orang tuamu lama sudah tiada tapi kau
selalu melihaatnya hidup dalam hatimu dan perkataannya adalah doa dan semangat untukmu
maju.
Sedangakan
aku, malu dan menyesal sekali mereka ada tapi ku anggap tiada hingga akhirnya
ketika keberadaan mereka kuanggap ada. Keduanya sudah pulang menuju ke kampung
halaman keabadian.
pesawat kertas, teman kau lebih beruntung
Reviewed by sahabat baca
on
December 18, 2014
Rating:
No comments
terima kasih sudah bersilahturahmi di blog ini
silahkan berkomentar di sini :