masa kecilku
(MADI MAKLUM)
Masa kecilku sangat tragis dan mengenaskan (kata oranglah, setelah mereka mendengar ceritaku). aku dibesarkan dalam asuhan paklek dan pakdeku, maklum bokap,nyokap ane jadi TKI di Arab sono jadi aku sering dioper-oper kesana-kemari tergantung dimana paklek-pakde yang mempunyai jatah lebih di rumahnya kalau tidak akupun ikut puasa (dari senin kamis, puasa selang-seling atau yang berturut-turut) disalah satu rumah mereka, dimaklumi saja pamanku semua masih dibawah ambang kesejahtraan. aku bisa numpang dirumah pamanku saja sudah sukur.
lalu pasti ada pertanyaan
tapi walau dibawah ambang kemakmuran aku ndak pernah tu dikasi nasi aking sama paklek dan pakdeku. kata mereka mending puasa dari pada makan itu.
aku. bersyukur walau demikian mereka juga menyanyangiku sama seperti anak-anak mereka, tak kurang dan tak lebih.
hari-hariku selalu disibukkan dengan membantu paklek atau pakde, belajar dan sedikit waktu bermain tapi aku senang tidak ada kata mengeluh toh ini demi kebaikan bersama, tapi paklek dan pakdeku tidak pernah memrintah aku dan anak-anaknya untuk berhenti sekolah soalnya mereka tidak mau kami menjadi seperti mereka hidup susah kata salah seorang pakdeku
karena tidak menghasilkan tapi nanti tunggu aja waktunya jika sudah selesai buah manis yang akan dipetik untuk yang bersungguh sungguh sekolahnya"
keren nasihat pakdeku itu boleh juga dijadikan moto untuk semangat sekolahku,
"the best abis deh buat pakde"
paklek dan pakdeku itu bukan orang yang tidak makan bangku sekolah lhoh ("makan memangnya mereka pandai debus") maksudnya tidak sekolah, namun paklek dan pakdeku itu sempat sekolah tapi sekolah SDTT (Sekolah Dasar Tidak Tamat) maklum aja mereka harus bekerja membantu kakek dan nenek. sebab kakek dan nenek beranggapan sekolah itu tidak menghasilkan. Jadilah sekarang seperti sampai akhirnya bapak dan emak memutuskan untuk jadi TKI di Arab, entah kapan mereka mau pensiun jadi TKI.
o.. iya,
ibuku juga pernah berpesan giat belajar dengan belajar ibu berharap aku dapat beasiswa kuliah di al-azhar Kaiora Mesir, itu universitas tertua didunia dan kata teman-temanku itu tempat kuliah azam di novel ketika cinta bertasbis, benar tidaknya aku tidak tahu toh aku belum pernah kesana dan membaca novel itu.
lalu pasti ada pertanyaan
"sampai sekere itukah elu, pernah makan daging nggak ?"
"ah ndak juga, kami masih bisa makan daging kok walau hanya setaun sekali itu pun waktu hari raya qurban pembagian dari masjid "
"memang orang tuamu ndak memberi uang dari penghasilan mereka ?"
"ngasihsih, tapikan itu dipakai untuk sekolah, keperluan ini dan itu"
aku. bersyukur walau demikian mereka juga menyanyangiku sama seperti anak-anak mereka, tak kurang dan tak lebih.
hari-hariku selalu disibukkan dengan membantu paklek atau pakde, belajar dan sedikit waktu bermain tapi aku senang tidak ada kata mengeluh toh ini demi kebaikan bersama, tapi paklek dan pakdeku tidak pernah memrintah aku dan anak-anaknya untuk berhenti sekolah soalnya mereka tidak mau kami menjadi seperti mereka hidup susah kata salah seorang pakdeku
" sekolah memang tak ada artinya sekarang
keren nasihat pakdeku itu boleh juga dijadikan moto untuk semangat sekolahku,
"the best abis deh buat pakde"
paklek dan pakdeku itu bukan orang yang tidak makan bangku sekolah lhoh ("makan memangnya mereka pandai debus") maksudnya tidak sekolah, namun paklek dan pakdeku itu sempat sekolah tapi sekolah SDTT (Sekolah Dasar Tidak Tamat) maklum aja mereka harus bekerja membantu kakek dan nenek. sebab kakek dan nenek beranggapan sekolah itu tidak menghasilkan. Jadilah sekarang seperti sampai akhirnya bapak dan emak memutuskan untuk jadi TKI di Arab, entah kapan mereka mau pensiun jadi TKI.
o.. iya,
ibuku juga pernah berpesan giat belajar dengan belajar ibu berharap aku dapat beasiswa kuliah di al-azhar Kaiora Mesir, itu universitas tertua didunia dan kata teman-temanku itu tempat kuliah azam di novel ketika cinta bertasbis, benar tidaknya aku tidak tahu toh aku belum pernah kesana dan membaca novel itu.
" ah sudahlah sukuri saja hidup ini, dengan demikian hidup berasa lebih indah, terima kasih emak, bapak, paklek, bulek, pakde, bude, bu guru, pak guru, teman-teman serta semua yang telah memberiku motivasi dan ketenangan hidup terutama buat Tuhan"
hari udah mulai malam besok pun aku harus membantu paklek dan bulek bekerja sehabis itu baru aku berangkat sekolah, PR sudah dikerjakan peralatan dan buku sudah dikemaskan, akhirnya dapat tidur dengan tenang. Sudah dulu untuk hari ini tanganku letih menuliskan semuanya nanti saja aku lanjut lagi.
"selamat malam dan selamat tidur mimpi yang indah Jojo alias Madi"
masa kecilku
Reviewed by sahabat baca
on
May 20, 2012
Rating:
mas....muantaf gambarnya.....
ReplyDeletemakasih, itu editan pakai sofware mas
ReplyDelete