Header Ads

kado untuk bidadari pondok kardus


Kado untuk  Bidadari

Pondok Kardus
walau ini bukan yang terbaik tapi ini tulus untukmu



episode 1_keluargaku

            Suatu kisah hidup sebuah keluarga yang super-super bersahaja dan mungkin sering kita dengar  menjadi objekan para pemburu suara dikala pemilu tiba, di negri yang serba sulit dalam keterbatasan dengan pendapatan yang pas-pasan atau bisa dibilang dipas-paskan yang mungkin bagi mereka kehidupan mewah dan bergelimang harta hanya bisa diwujudkan didalam mimpi. Dipojok kota bergedung tinggi ditepian sungai mengalir air yang mungkin tak bisa dikatakan air lagi karena tak sesuai dengan standar air bersih dari warna, bau, dan rasa. Di pondok-pondok berdiding triplek belapis kardus, beratap seng bertambal plastik dan berlantai tanah.
            
          Dikisahkan dari orang dari mulut kemulut. Hiduplah sebuah keluarga miskin yang kesehariannya memungut barang bekas yang tak terpakai namun masih layak untuk dijual atau yang sering kita dengar sebagai pemulung, banyak yang mencemoohnya atau mengusirnya ketika sedang memulung dil ingkungan sekitar komplek atau gang-gang di dekat pondoknya disebabkan oleh oknum-oknum jahat dari pemulung banyak yang mengambil barang barang-barang yang masih dipakai atau yang lebih ekstrim lagi membentuk sindikat untuk mencuri harta benda di rumah kosong. 

               Keluarga tersebut terdiri dari 4 orang yaitu Ayah Usmananto, Ibu Santi, dua orang anaknya yaitu Adityo kelas 2 SMP yang akrab dipanggil Tyo dan Sulistya(Tya) kelas 4 SD. Ayah dan ibu setiap hari menjemput rejeki masuk gang keluar gang untuk mencari barang bekas yang tak dipakai lagi sedangkan kedua anak membantu memulung seusai pulang sekolah hanya hari libur saja mereka baru bisa membantu lebih lama.



            Malam hari di pondok kardus di suatu sudut ruangan yang remang-remang diterangi oleh pelita terdengar suara tyo yang tak lazim didengar oleh ayahnya lalu ia menghampiri anaknya, Tyo terkejut ketika ayah menghampirinya

 “Ada apa ayah?” kata Tyo,
 ayah menjawab 
“Tidak ayah perhatikan kamu dari tadi lagi komat-kamit tak karuan kayak lagi baca mantra”

dengan sedikit tertawa Tyo menjelaskan apa yang dilakukannya
“hehe…. ndak ayah, Tyo lagi baca cerita pakai bahasa inggris sebab besok mau dites 1 kelas sama bu guru maju kedepan bercerita pakai bahasa inggris”

ayah makin heran
“memang kamu bisa pakai bahasa inggris”
 Tyo mantap menjawab
“ Alhamdulillah bisa ayah sebab sejak duduk dikelas 1 Tyo selalu menghapalkan paling sedikit 10 kata bahasa inggris saat pulang sekolah dan bekerja dengan Tya”.
 “Baguslah kalau gitu, ayah tinggal ya ayah sudah capek, ingat belajarnya jangan sampai kemalaman nanti kamu subuhannya kelewatan”saran ayah.
 “baik yah” sahut Tyo dan berkata lagi kepada ayahnya
 “sebebtar ayah mau Tyo pijat”
 “ndak usah, terimakasih ayah mau langsung tidur saja, kamu lanjut belajarnya”
“iya ayah Tyo bentar lagi selesai”

 tyo melanjutkan belajarnya, tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 22:00 Tyo pun mengemaskan buku untuk pelajaran disekolah esok, saat menuju tempat tidur yang beralas tikar terlihat adiknya tertidur pulas disana, Tak tega Tyo untuk membangunkannya akhirnya ia pun memutuskan tidur dilantai dengan alas kardus.

            Keesokan harinya jam 04;00  Tya terkejut melihat masnya tidur dilantai

 “Mas Tyo, mas Tyo bangun”
Tyo bangun sambil mengucek-ngucek matanya dengan tubuh yang menggigil
   “kenapa Ya mas Tyo  masih ngantuk”
 “kenapa mas Tyo tidur dibawah kan tadi malam giliran Tya tidur di bawah”
 “ndak papa Ya mas tadi malam liat Tya tidur disini pulas sekali jadi mas ndak tega bangunin “
“maaf dan makasih mas, tapi lain kali kalau kalau Tya tidur disini dibangunin aja mas, ini kan tempat mas”
 ”ya udah ndak masalah buat mas Tyo, ayo udah kedengar dari musolah muazin lagi ngumandangin sholawat, ayo kita siap pergi sebelum azan”
“siap bos lanjut”

 ketika keluar dari kamar  terlihat kedua orang tua mereka telah siap pergi kemusolah. Ibu menyambut kehadiran Tyo dan Tya
“ayo cepat siap-siap mas tyo, Tya, ibu dan ayah tunggu,  kita pergi bersama kemusola”
 “baik bu ayo mas kita segera wudhu” ajak Tya mengaja masnya bersegera untuk kemusolah

Dengan semangat Tyo pun mengaminkan ajakan adiknya
 “ayo biar mas, Tya, ibu dan ayah dapat pahala sebesar unta”
setelah selesai mereka pergi sekeluarga menuju musolah.

 Seusai sholat subuh dimusolah.
 dirumah kardus Tya meminta Tyo bantuan untuk mengajarkan menyeselesaikan PRnya

“mas Tyo ajarin  sebetar  aja,  tadi malam Tya kesulitan mau nanya ke mas tapi masnya lagi sibuk belajar jadi Tya tunggu eh malah ketiduran”

Tyo terkejut karena baru sekrang Tya minta ajarkan
“kok ditunggu lain kali tanya aja dari pada nunggui lama kan bisa belajar sama-sama, tenang aja ilmu mas ndak abis kalau belajar sama-sama, mending kalau mas sebentar belajarnya kalau lama gemana, apa lagi kalau kalau PRnya banyak mau jam berapa selesainya kalau ditunggu, udah mana PRnya sini mas ajarin”

“ni mas bukunya” sambil Tya memberikan bukunya.
 Mereka belajar hingga waktu menunjukan jam 06:00, mereka bergegas mandi dan besiap-siap ke sekolah.
Tepat pukul 06:30 didepan rumah mereka telah siap berangkat kesekolah

 Tyo dan Tya berpamitan dengan ibunya dan besalaman sambil mencium tangan ibunya. “Bu Tyo berangkat sekolah ’’
“iya bu Tya pergi dengan mas Tyo, o… ya ayah mana bu ?”
Tanya Tya pada ibunya sebab biasanya ayah ada di depan rumah jika mereka akan pergi sekolah

  “ayahmu ndak enak badan sepertinya demam, sudah sana pergi nanti ibu sampaikan ke ayah kalau kalian sudah pergi”

Tyo merasa kasihan dengan ayahnya
“ya udah bu kalau gitu nanti ayah endak usah kerja dulu biar Tyo yang memulung habis pulang sekolah”

“jangan kan kamu ada katanya ada jam tambahan belajar ” jawab ibunya yang tak ingin anaknya ini ketinggalan pelajaran disekolah
“ndak pa pa bu libur sekali les ndak masalah, insyallah Tyo ndak ketinggalan”
Tya menenangkan masnya agar sekolah dengan nyaman
“betul kata ibu mas, Tya aja yang nanti yang bantu ibu abis pulang sekolah”

“maafkan mas Tyo ya Yadan ibu ndak bisa bantu”
“ndak apa-apa, ya sudah pergi sekolah sana nanti kalian telat’’ kata ibu menyuruh anaknya segera berangkat
“Tyo pergi bu, asalamulaikum”
“Ratih juga pergi asalmualikum”
“walaikumsalam, hati-hati di jalan”
“baikbu ayo mas kita jalan” kata Tya
“ayo kita pergi jalani hari dengan semangat pagi”kata Tyo
Mereka pun berjalan bersama menuju sekolah masing-masing,

 ketika dalam perjalanan Tya bertanya
 “Mas Tya heran dengan mas Tyo kok tiap hari semangat terus, ndak pernah capek atau bosen ya kalau pergi sekolah ?”
“hehe………. ndaklah kan ketemu cewek-cewek bu guru yang cantik dan bebas tugas dari kerja dirumah”
“Astaufirullah beneran mas ndak sangka Tya rupanya gitu “
“Ah bercanda, mana mungkin mas Tyo itu alasannya”
“Jadi kalau bukan itu apa mas” tanya Tya penuh selidik
“Mas rajin sekolah karena mas punya mimpi mau jadi ahli bahasa inggris dan ahli sastra”
“ memangnya mas ndak suka pelajaran lain macam mtk, ipa, ips dengan yang lainnya”
“suka tapi mas lebih tertarik dengan Bahasa dan sastra ”
“ pantesan mas komat-kamit bahasa inggris tiap hari, kalau Tya suka bidang sains dan mtk, tapi kok sekolahnya ndak semangat-semangat juga”
“Ya bener tu, Tya harus semangat belajar dan sekolah dengan pegang pelajaran kesukaan  tanpa meninggalkan pelajaran yang lain, ingat ya Ya walau kita orang miskin bukan berarti kita ndak boleh bermimpi apa lagi mewujudkan mimpi, dunia ini bukan punya orang yang berduit apa lagi orang yang sombong.’’
‘’ ya setuju mas dengan doa dan usaha insyallah kita bisa, jadi ingat kata guru agama Tya katanya man jada wa jada, siapa yang bersungguh-sungguh pasti dia dapat, eh sekolah ratih udah tampak tu. udah ya mas ratih sekolah dulu, asalmualaikum”
“walaikumsalam belajar yang benar dan semangat ya Ya kejar mimpi-mimpinya”
“ok deh mas”
Tya pun bergegas masuk ke sekolahnya dan Tyo pun melanjutkan perjalanannya menuju kesekolahnya. 

Sesampai disekolah
“Yo…. Ada kabar bagus ada lomba aku kemarin dapat informasi dari mbah google katanya ada lomba nulis tingkat nasional  syarat babak penyisihan mengirimkan file karya tulisnya dulu‘’
“Lomba nulis ya des ?”
“ya kamukan jago suka ke sastraan, ayo ikut kapan lagi kamu bisa nunjukin kehebtan dan gaya tulisanmu ?’’
“ah akukan ndak jago-jago amat, malahan aku disarankan ndak ikut lomba cipta karya tulis waktu class meeting”
“weh…….. merendah lagi kamu ndak diikutkan karena keseringan juara satu selama 3 semester wajar aja malahan kamukan diikut serta sebagai dewan juri”

“hehe…..kok desi tau’’ Tyo smbil garuk kepala
“ya taulah itukan dah jadi rahasia umum ?”
“Tapi……”
Desi langsung menimpali perkataan Tyo
“tapi kenapa ?, kamukan sering nulis dari pada di simpan trus dibaca rayap, mending dikirim ikut lomba”
“itu bukan dibaca tapi dimakan rayap, kamu ngeledek ya‘’
“iya maaf, nanti urusan kirim mengerim biar aku saja”
“besok aku kasih tulisnnya nanti dirumah aku sortir dulu dari tulisan-tulisan yang pernah dibuat”

Ketika asik-asiknya Tyo dan Desi berbincang-bincang terdengar suara yang memanaskan hati

“Sortir-sortir haha……, maklum anak pemulung ndak jauh dari  sortir–menyortir paling nanti karyanya kayak barang bekas ya diambil dari tempat sampah”

“hani sombong sekali kamu mentang-mentang kamu orang berada seenak udel kamu menghina orang dasar udel bodong”
“apaan des kamu ini anak juragan sayur berani-beraninya marahin aku, blagu lagi tuh pakai main2 di mbah google” dengan sombongnya hani mengata-ngati Tyo dan Desi
“KAMU…………” Desi terbawa emosi
Hampir saja terjadi perkelahian namun dilerai oleh Tyo


“sudah-sudah jangan bertengkar ndak baik pagi-pagi bertengkar”

"teng....... teng teng........"

lonceng berbunyi mereka masuk kelas walau Desi terlihat kesal tetapi Tyo mendinginkan suasana hati Desi.





Bersambung…….

Siapakah Hani sebenarnya dan kenapa dia berani meremehkan hasil karya tulis Tyo yang merupakan juara 1, 3 kali berturut disekolahnya dan apa yang akan terjadi selanjutnya, ingin tahu kelanjutan ceritanya, nantikan kelanjutannya di berbagi cerita episode  2  Hilang haluan .

KKR.01/02/2012.01:02

kado untuk bidadari pondok kardus kado untuk bidadari pondok kardus Reviewed by sahabat baca on February 04, 2012 Rating: 5

2 comments

  1. Replies
    1. sip mbak nanti saya lanjutkan lagi,

      terima kasih udah membaca cerpen yang saya buat

      Delete

terima kasih sudah bersilahturahmi di blog ini
silahkan berkomentar di sini :

Recent Posts

Recent in Tech

3/Technology/post-list