sebuah cinta dalam kesederhanaan

“ cinta tidak hanya ada dalam berlian, rumah megah, uang segunung dan apapun ya mewah. dalam keserdehanaan atau keterbatasan cinta itu pun ada”

Tulisan ini terjadi sebab seorang istri yang menggantikan suaminya untuk menjaga gerobak jualan mereka.

gerobak sepeda penuh cinta

Siang itu saya mengantar adik ke sekolah untuk les. Ketika di perjalanan saya melihat seorang ibu yang berjualan dengan gerobak yang disatuakan dengan sepeda di pinggir jalan.

Menurut penglihatan saya itu adalah hal yang tidak biasa sebab biasanya yang melakukan pekerjaan ini adalah laki-laki. Setelah selesai mengatar adik, saya melalui jalan yang sama dengan jalan pergi tadi dan ternyata baru terlihat ibu yang berjualan tadi menggantikan suaminya sedang makan siang dengan makanan yang dibawanya tadi dari rumah.

Sungguh itu pemandangan yang mungkin bagi orang–orang mengganggapnya biasa saja. namun coba di perhatiakn lagi seorang istri yang mengantarkan makanan dan menggantikan suaminya untuk berjualan sebentar sebagai bukti cinta dan baktinya pada suami dan suaminya juga membuktikan cintanya dengan berjualan menggunakan gerobak walau dalam kondisi panas dan hujan.

Hal yang sama mungkin juga pernah dialami oleh sahabat baca yang tinggal atau pernah tinggal di dekat persawahan.

Pak tani dengan serius menggarap tanah pertaniannya untuk mendapatkan hasil untuk keluarganya. Dari pagi beliu sudah turun ke sawah dan menjelang siang Ibu tani datang ke sawah membawakan air minum dan makanan untuk makan siang pak tani.

Mungkin itu pemandangan yang indah tentang arti cinta walau hanya dari makan siang yang sederhana. Tapi bisa dilihat bukti cinta mereka yang saling mengasihi.